SURABAYA - Fakultas Dakwah dan Komuniksi (FDK) UIN Sunan Ampel (UINSA) melaksanakan Yudisium ke-101 di Aula FDK UINSA, Rabu (23/11/2022).
Muh. Ansyori menjadi salah satu nama yang menarik perhatian pada Yudisium ke-101 FDK UINSA. Pasalnya, ia tidak hanya mendapatkan gelar mahasiswa terbaik se-program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), tetapi ia juga berhasil menyabet gelar mahasiawa terbaik se-Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Mahasiswa prodi KPI ini tak hentinya mengucap rasa syukur dan terima kasih atas penghargaan yang diberikan kepadanya. Ansyori yang mendapatkan IPK 3, 86 ini menjadi wisudawan terbaik FDK dari 125 wisudawan.
“Terima kasih atas kesempatan yang mulia ini, terkhusus para orang tua wali yang ada di sini beserta orang tua kita yang ada di rumah. Mereka layak dan jauh lebih pantas merasa kebahagiaan yang kita rasakan hari ini, ” ungkapnya di awal sambutan.
Menduduki bangku perkuliahan selama 9 semester tak menyulutkan semangatnya untuk tetap berkuliah. Selama menempuh pendidikan di UINSA, Ansyori aktif di beberapa organisasi kampus dan aktif di pondok pesantren. Kegiatan yang padat tidak menghentikan Ansyori untuk terus berkembang. Pemuda asal Sumbawa ini juga aktif mengikuti berbagai perlombaan seperti lomba desain poster hingga lomba debat bahasa Indonesia. Ditemui setelah acara, Ansyori membagikan sedikit pengalamannya di bangku perkuliahan.
Berawal dari acara expo kampus dalam sebuah komunitas di Sumbawa, Ansyori mulai tertarik dengan UINSA. Ia mulai mencoba keberuntungannya dengan mendaftarkan diri melalui jalur SPAN-PTKIN di UINSA. Tak bertumpu pada satu jalur masuk PTN, ia mencoba semua jalur masuk PTN. Dari jalur yang ia daftar, Ansyori diterima di dua kampus yang berbeda. Dihadapkan dengan dua pilihan, mahasiswa KPI ini mulai bimbang dan bingung hingga akhirnya ia memilih UINSA, tepatnya di program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Baca juga:
Panggil Namaku 'Siti'
|
“Dulu ada sebuah komunitas di Sumbawa yang mengadakan expo kampus, nah di situ kita dikenalkan beberapa kampus yang ada di Indonesia. Pada waktu itu, saya tertarik dengan UINSA dan mulai mencari informasi tentang UINSA. Saya coba semua jalur pendaftaran masuk uiniversitas dan Alhamdulillah saya diterima di dua universitas dan akhrinya saya memilih UINSA khususnya di prodi KPI, ” tegasnya.
Masa-masa perkuliahan dilalui oleh Ansyori, mulai dari kuliah offline hingga kuliah online yang harus dilakukan akibat pandemi Covid-19. Meskipun harus kuliah online semangat Ansyori tidak pernah pudar, justru ia mendapatkan inspirasi judul skripsi dari masa pandemi ini. Masa pandemi yang mengubah setiap aktivitas manusia, salah satunya aktivitas dakwah.
Baca juga:
Ozkan, sahabat dari Istanbul
|
Dakwah yang sebelumnya dilakukan secara langsung selama pandemi ditiadakan. Dengan alasan ini, Ansyori mencoba memecahkan solusi dakwah di tengah pandemi dengan menyusun tugas akhir dengan judul “Strategi Pengelolahan Media Dakwah Digital (Studi pada Akun Instagram @surabayamengaji)”. Melalui tugas akhirnya ini, ia mencoba memberikan gambaran mengenai dakwah digital yang bisa dilakukan melalui media sosial yaitu Instagram.
“Saya mengambil judul skripsi ini sejak masa pandemi. Pada masa pandemi banyak kegiatan yang berubah, salah satunya dunia dakwah. Dakwah ini harus tetap berjalan meskipun pandemi dan akhirnya harus memanfaatkan media dakwah yang ada, ” ungkap Ansyori
Pada akhir sesi wawancara, idak lupa juga ia memberikan semangat kepada teman-temannya yang sedang menempuh pendidikan akhir ini untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
“Jangan terbiasa menunda-nunda waktu, coba hilangkan kebiasaan scroll media sosial dan menghabiskan waktu yang tidak penting, “ ujarnya. (Syifa’/Lisa)